Gap Trading merupakan suatu kondisi dimana harga opening pada hari pertama dengan harga opening pada hari kedua memiliki perbedaan berupa loncatan harga. Loncatan harga ini bisa terjadi 2 arah, loncatan harga naik dan loncatan harga turun. Dengan kondisi pasar yang memiliki volatilitas yang tinggi dapat terjadi ketidakseimbangan harga pembukaan pasar dalam permintaan dan penawaran, ketidakseimbangan inilah yang membentuk sebuah gap.

Salah satu faktor yang bisa menyebabkan gap ini adalah karena adanya "NEWS" yang diintepretasikan berlebihan oleh pelaku pasar. "NEWS" ini sangat beragam bentuk dan sumbernya. Bisa berupa "NEWS" ekonomi makro (hasil meeting FOMC), hasil dari berbagai peristiwa dalam kalendar ekonomi, "NEWS" khusus terkait dengan saham tertentu karena adanya Corporate Action, Earning Report, pemberian rating khusus dari suatu lembaga tertentu bahkan hingga kerusuhan di suatu lokasi tertentu.

Dari peristiwa dan berita diatas akan muncul intepretasi dari pelaku pasar sebagai reaksinya dan tercermin sesaat sebelum pembukaan harga pasar, bila keinginan membeli muncul berlebihan dibandingkan dengan keinginan menjual maka akan terjadi "Gap Up" sedangkan bila keinginan menjual berlebihan muncul dibandingkan keinginan membeli maka akan terbentuk "Gap Down".

Biasanya para pemula akan sangat tertarik mempelajari perilaku harga pasar dari kesenjangan pembukaan harga ini, karena banyak rumor-rumor yang akan menggerakan pasar dimana akan ada ruang untuk mendapatkan profit yang sangat besar. Meskipun tanpa disadari sebenarnya cara trading seperti ini sangat beresiko tinggi dan tidak sedikit para trader yang terjebak dalam kubangan harga karena keliru dalam menganalisa gap yang terbentuk mengingat market mover sering memanfaatkan Gap Up dan Gap Down ini dan sangat bisa membentuknya secara artificial sesuai dengan trading plan market mover tersebut.


0 comments