IHSG diperkirakan dapat melanjutkan kenaikan pada pekan ini, berdasarkan sentimen yang positif dari valuasi fundamental emiten (euphoria pembagian dividen) yang solid dan ekonomi RI (laporan surplus cadangan devisa RI $ 4.1 miliar di Q1 2009, APBN 2009 surplus Rp 21.3 triliun. Selain itu, komentar BI bahwa inflasi tahunan Juni bisa mencapai 5%), potensi kenaikan harga minyak menjelang OPEC Meeting (28/05), pertemuan sekitar 3,000 pelaku bisnis dari Guandong, China di Jakarta akhir pekan lalu, diikuti kondisi teknikal yang uptrend (candle weekly & hitungan Elliot Wave), seharusnya masih memberikan support untuk kenaikan IHSG.

Meski laju IHSG dapat mengalami bumpy ride dan bertendensi volatility yang tinggi pekan ini dari sejumlah sentimen negatif dari kondisi ekonomi global, isu kebangkrutan GM Motor Corp AS, The Fed mendowngrade pertumbuhan ekonomi dan spekulasi penurunan rating hutang AAA milik AS. Aksi profit-taking di saham grup Astra, grup Bakrie dan saham perbankan di akhir pekan, berperan menahan laju kenaikan IHSG di sepanjang pekan lalu.

Munculnya sejumlah sentimen positif dari analis asing yang meningkatkan rating harga saham perbankan dan rekomendasi saham Indonesia menjadi overweight dari netral, diikuti kenaikan harga komoditi (minyak capai tertinggi $ 62.08, emas capai $ 961 pekan lalu), sempat menguatkan IHSG ke level tertinggi 1,907. Faktor eksternal mendorong penurunan indeks saham regional, berkat kekhawatiran resesi ekonomi global berkepanjangan, memberikan imbas negatif kepada IHSG. IHSG mengalami kenaikan 130 poin (7.4%), ditutup di 1,881.709. IHSG melemah 4.013 poin hari Jumat (22/05)


0 comments